23 °c
Jakarta
26 ° Sab
26 ° Ming
26 ° Sen
26 ° Sel
Jumat, 24 Maret 2023
  • Login
SRONDOL.COM
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog
No Result
View All Result
SRONDOL.COM
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog
No Result
View All Result
SRONDOL.COM

Suku Dayak dalam Penemuan Tambang Freeport

Hazmi Srondol by Hazmi Srondol
4 April 2015
in Uncategorized
0 0
0
Home Uncategorized
Share on FacebookShare on Twitter

Berawal dari catatan harian Jan Cartensz tahun 1623 yang menyatakan bahwa ia melihat sebuah puncak gunung yang tertutupi salju di sebuah kepulauan yang disebut orang Eropa “Ihlos dos Papuas”—dalam pelayarannya di selatan pulau tersebut. Sebuah catatan yang menjadi olok-olok dan bahan tertawaan masyarakat Eropa saat itu yang menganggap bahwa gletser di garis katulistiwa adalah sebuah kemustahilan.

Sebuah kemustahilan yang ternyata, dari sisi lain—para petualang dan pendaki gunung menjadi sangat terobsesi menjadi saksi sekaligus orang yang pertama mencapai puncak salju tersebut. Berbagai kegiatan ekspedisi mulai dilakukan untuk pembuktian tersebut.

Walaupun dalam masa kolonial Belanda, pihak kerajaan sendiri sempat tidak tertarik dan enggan mengeluarkan biaya untuk pengembangan daerah tersebut karena  luasnya yang terlalu besar, hampir tiga kali lipat pulau Jawa dan tidak dianggap menunjukan prospek ekonomis yang menguntungkan bagi Kerajaan.

Bahkan penduduk lokal yang dianggap masih suka melakukan kekerasan, diperkirakan akan menjadi beban biaya bagi kerajaan saja. Ditambah catatan banyaknya musibah dan kesulitan dalam ekspedisi menuju puncak salju tersebut yang menyebabkan Belanda lebih baik membiarkan daerah tersebut dalam pengurusan Kesultanan Tidore.

Namun, semenjak Jerman mengklaim kepemilikan sebelah barat kepulauan Papua yang disebut “Kaiser Wilhelsmland” pada tahun 1883 sebagai bagian dari kegiatan pencarian daerah koloni baru Jerman membuat Belanda gerah dan memicunya melakukan kegiatan penelitian dan pemetaan di kepulauan tersebut.

Dan benar, mulai tahun 1904—Pemerintah kolonial Belanda mulai mengirimkan pihak militer yang dipimpin kapten angkatan daratnya yang mernama Meyes dan De Rochemont untuk survey awal dan berhasil menemukan sungai yang merupakan lelehan pegunungan bersalju di daerah Asmat yang dinamakan Sungai Noord (utara).

Misi dilanjutkan dengan mengirim Dr. H. A. Lorentz pada tahun 1907 untuk menyusuri hulu Sungai Noord untuk mendaki pegunungan salju. Sayang sekali, ekpedisi ini gagal.

Setelah kegagalan tersebut, Pihak kolonial pada tahun 1907 baru menggelontorkan dana 5,5 juta Gulden untuk pembuatan peta dengan skala 1:1 juta yang selesai pada tahun 1915. Tujuh tahun dari awal ekspedisi pemetaannya. Itupun telah merenggut 79 orang meninggal dari 800 orang tim yang dikirim dalam ekspedisi.

Untuk membayar kegagalannya, Lorentz kembali melakukan ekpedisi susulan tahun 1909. Cerdiknya, untuk mensiasati hambatan alam berupa hujan yang turun hampir 300 hari setahunnya serta alam tropis yang liar, Lorentz membawa tim khusus untuk ekpedisi ini.

Tim khusus ini ternyata adalah 82 orang dari Suku Dayak Kalimantan yang terkenal dengan kemampuan navigasi alamnya, serta beberapa orang Suku Kamoro dari pesisir Papua untuk ekpedisi susur sungai sampai kaki bukit terdekat.

Terbukti, dengan dibantu oleh orang-orang Dayak dan Kamoro ini lah, Lorentz berhasil menyusuri Sungai Noord dan membelah hutan untuk mencapai puncak yang dinamakannya Wilhelmina. Salah satu puncak tertinggi di Irian Jaya  dengan ketinggian 4730 meter. Atas keberhasilan tim yang dipimpin oleh Lorentz inilah, akhirnya Sungai Noord digubah namanya menjadi Sungai Lorentz.

Sedangkan puncak Wilhelmina, pada era Soekarno, digubah namanya menjadi puncak Trikora.

Kehebatan navigasi alam dan hutan suku Dayak yang misterius dan sampai kini belum ada rujukan akademisnya, ternyata tetap menjadi pilar dalam ekpedisi-ekspedisi selanjutnya.

Hal itu terbukti lagi saat ekpedisi yang dilakukan oleh Jean Jaquest Dozy—seorang ahli geologi muda Belanda sekaligus fotographer gelogi pertama dunia bersama manager operasinya bernama Dr. Anton H. Colijn mendapat tugas melakukan survey oleh BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij), sebuah anak perusahaan Royal Dutch/Sheel pada than 1936.

Pada awalnya, survey ini bertujuan untuk mencari lokasi sumber minyak baru dari hasil konsesi 100.000 kilometer persegi yang didapatkan oleh konsorsium NNGPM (Nederlands Nieuw Guinnea Petroleum Maatschappij) dari pemerintah kolonial Belanda. Dimana BPM sendiri mempunyai porsi saham 40% dari konsorsium tersebut.

Kali ini, untuk menghemat dan mengefisienkan ekpedisi, tim dibuat sangat ramping. Selain Colijn dan Dozy, tim hanya membawa 8 orang Dayak dan seorang pilot penerbang angkatan laut bernama Frits J. Wissel untuk bagian pengiriman barang. Ya, era Dozy agak lebih baik dari era ekspedisi sebelumnya. Saat tahun 1936 tersebut sudah tersedia pesawat terbang jenis Sikorsky.

Dalam catatan Dozy yang tersimpan di perpustakaan Leiden, Belanda, ia menulis testimoni mengenai orang-orang Dayak ini. Kutipannya adalah sebagai berikut:

“Hidup bersama orang Dayak ternyata sangat menyenangkan, mereka adalah orang-orang baik serta merupakan kawan yang menyenangkan dan yang paling penting, mereka sangat ahli tentang kehidupan di hutan.  Orang Eropa yang paling ahli belukar pun, tidak dapat menandingi (penciuman) hidung mereka.”

Sedangkan sosok orang Dayak yang ikut dalam ekpedisi Dozy tersebut, dapat kita lihat dalam dokumen milik Troppen Museum di Amterdam, Belanda.

dayak

Sumber foto: http://collectie.tropenmuseum.nl/default.aspx?ccid=36758

Ya, kekaguman ini tidak berlebihan. Dalam catatan lain, orang Dayak-lah yang membuat teknik memanjat tebing dari pohon dan membuat tangga kasar. Serta hanya dengan menggunakan indera dan intuisinya—jalan perintis menuju puncak salju terbentuk.

Bahkan ketika muncul masalah menjatuhkan barang bekal ekspedisi lewat pesawat, usai  ujicoba beberapa barang hancur atau menggelinding jauh, orang Dayak pula yang mengingatkan Dozy agar memakai kain selebar 4×4 meter yang diikat tiap ujungnya untuk dijadikan parasut. Ide yang sangat menghemat biaya.

Bayangkan, saat itu pembelian parasut asli harganya 500 gulden dan bisa menjadi hanya sekitar 10 gulden. Itu pun mendapat manfaat lebih, yaitu kain tersebut bisa menjadi terpal penutup dan pelindung barang ketika sudah jatuh di darat.

Bersama orang-orang Dayak inilah yang akhirnya ditemukan jalur pendakian puncak salju yang lebih efisien, sekaligus terdapat bukit yang berbau tembaga. Sebuah bukit yang berwarna hijau kebiru-biruan yang akhirnya oleh Dozy disebut sebagai “Gunung Bijih” atau dalam bahasa Belanda disebut “Erstberg”.

=====

follow: @hazmiSRONDOL

 

Previous Post

Tentang 20 Prestasi “Palsu” Jokowi

Next Post

Beginilah Cara & Jadwal Pak Harto Tanda-tangan

Next Post

Beginilah Cara & Jadwal Pak Harto Tanda-tangan

Film "Guru Bangsa Tjokroaminoto", Ke Mana Sosok KH Samanhudi?

Komisi 8 DPR-RI Berhasil Turunkan Ongkos Haji US$ 502 Tahun 2015

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

22 Januari 2019

Ebook Gratis: KEMBALIKAN INDONESIA! – Prabowo Subianto (2004)

25 Desember 2017

Hadits Rasulullah & Hubungan Sejarah Merah Putih di Nusantara

25 Desember 2017

Menguak Misteri Meriam Cetbang dan Metalurgi Keris Majapahit

25 Desember 2017

Klik’nClean Mendobrak Bisnis Cleaning Service Online di Indonesia

25 Desember 2017

Selingkuh, antara Libido atau Cinta

25 Desember 2017

Kisah Celurit “Bulu Ayam” Gerindra

25 Desember 2017
Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

14 Januari 2018

Apakah Toyota New Avanza Dibuat untuk Keluarga dan Veloz untuk Kencan dengan SPG-nya?

51

Ketika Kisah Indosat Membuatku Malu Bertemu Prabowo

38

Ebook Gratis: KEMBALIKAN INDONESIA! – Prabowo Subianto (2004)

34

Hadits Rasulullah & Hubungan Sejarah Merah Putih di Nusantara

19

Akar Bahar, Bukti Nuklir Sudah Dipakai Orang Indonesia, Jauh SebelumIran dan Israel

12

Baliho Iphone 6 di KM 0 Jakarta, Sebuah “Jawaban” Kreatif dari Apple Inc

11

Mengenal Suku Kubu di Pedalaman Jambi

11

Advan Intel Vandroid X7, Dari Semarang untuk Kebanggaan Indonesia

10
RUU Cipta Karya – Omnibus Law , Free Download

RUU Cipta Karya – Omnibus Law , Free Download

8 Oktober 2020
Fristi, Kenapa Air Susu Kau Balas Air Tuba

Fristi, Kenapa Air Susu Kau Balas Air Tuba

21 Februari 2020
Doa Sakti Pemulung untuk Memanggil Anak

Doa Sakti Pemulung untuk Memanggil Anak

10 Desember 2019
(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

22 Januari 2019
Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

14 Januari 2018
IBUK, JANGAN RIBA & PERBANYAK SEDEKAH!

IBUK, JANGAN RIBA & PERBANYAK SEDEKAH!

8 Januari 2018
Bahaya Pemimpin dengan Standar Sandal Jepit

Bahaya Pemimpin dengan Standar Sandal Jepit

27 Desember 2017

Blogger Reporter dan Gogobli.com Gelar Pelatihan “Dubbing & Voice Over” bersama Kak Agus Nurhasan

25 Desember 2017
SRONDOL.COM

© 2020 SRONDOL ROSID

Navigasi

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

Ikuti

No Result
View All Result
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog

© 2020 SRONDOL ROSID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In