23 °c
Jakarta
26 ° Sab
26 ° Ming
26 ° Sen
26 ° Sel
Sabtu, 28 Mei 2022
  • Login
SRONDOL.COM
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog
No Result
View All Result
SRONDOL.COM
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog
No Result
View All Result
SRONDOL.COM

Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto”, Ke Mana Sosok KH Samanhudi?

Hazmi Srondol by Hazmi Srondol
19 April 2015
in Uncategorized
0 0
0
Home Uncategorized
Share on FacebookShare on Twitter

 

Seminggu ini, tuntas sudah target istriku untuk bisa menonton film di bioskop lima hari berturut-turut. Dari sekian hari tersebut, ada beberapa yang saya ikut menemani dan ada beberapa yang saya lebih memilih nongkrong di Garden Café sendirian sambil menikmati kretek nusantara dan membiarkan anak-anak menemani ibunya.

Manariknya, dari sekian film tersebut—ada satu film yang salah satu tokohnya disebut anak saya terkecil dalam “nglindurnya” dimalam hari.

“Bapak, tuan Tjokro tidak bersalah…. Zzz…”

Jelas kami jadi tertawa terbahak dimalam buta. Tidak menyangka, film berjudul lengkap “GURU BANGSA TJOKROAMINOTO” inilah yang malah masuk dalam alam fikiran bawah sadarnya.

Padahal, sempat saya prihatin saat masuk ke ruang bioskop menyaksikan film bergenre sejarah ini. Istriku yang bagian antri tiket sempat kebingungan, dari deretan antrian yang mengular hampir satu jam tersebut, penonton film ini tak lebih dari 25 an penonton. Berbanding terbalik dengan film “Fast & Furious 7” atau “Beauty & the Beast (La Belle et la Bete)” sekali pun.

Sebuah keprihatinan yang akhirnya terbayar lunas dengan suksesnya film tersebut dalam benak anak-anak. Setidaknya, film Indonesia sudah dihargai oleh anak-anak kami sendiri, calon penikmat film lokal masa depan.

Istriku sempat bertanya, bagaimana bisa sosok “tuan Tjokro” ini bisa lebih masuk ke persepsi anak-anak daripada film barat lainnya?

Ya, bisa jadi—ia agak terkejut saat ada namanya di scene awal. Saat itu, tuan Tjokro dipanggil karena menuliskan satu kata yang berkaitan dengan nama belakang anak kami, “Hijrah”. Atau bisa jadi karena pemeran film lokal ini berwajah orang Indonesia kebanyakan dan berbicara dengan bahasa Indonesia sehingga lebih menjiwai tiap adegan.

Namun apa pun itu, secara pribadi sangat puas dengan hadirnya film yang mengangkat sosok besar bangsa Indonesia: HOS Tjokroaminoto yang kondang dengan kata mutiaranya:

“…jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator…”

Secara teknis cinematografi, tim pembuat film yang dipimpin oleh sutradara Garin Nugroho ini terlihat sudah sangat berusaha keras memberikan gambaran dan setting yang sesuai dengan kondisi riil saat awal pra kemerdekaan.

Kostum, properti mebel, keramik ruangan, hingga mobil kuno pun sangat sesuai. Walau memang ada beberapa “kecacatan” kecil yang susah sekali dihindari, misalnya:

1. Penampakan antena BTS saat naik kereta api uap di pegunungan. Ya, siapapun akan sulit menghapus tampilnya antena BTS ini. Namun tenang saja, saya yakin hanya terlihat saat di layar lebar, di layar monitor TV sepertinya tidak terlihat.

2. Kumis palsu pemeran utama—Reza Rahadian terlihat bekas cukuran kumis aslinya dibelakang kumis palsunya. Khususnya saat pengambilan gambar close up. Namun semua ini tertutupi oleh akting ciamik Reza.

3. Walau tinggi Peci/kopiah yang dipakai HOS Tjokroaminoto sudah benar memakai yang tinggi 12 cm, tetapi ada kesalahan model. Jika merujuk ke peci hadiah Agus Salim, maka model pecinya adalah model Sumatera Barat yang ada ‘punuk’ nya. Model peci ini juga dipakai oleh Bung Karno. Walau memang harus diakui, model peci 12 cm dengan punuk ini sudah jarang yang membuatnya. Terakhir kulihat yang masih memproduksi peci model ini adalah di pesantren Az Zaytun, Indramayu.

4. Sudjiwo Tedjo lebih pas daripada Reza Rahadian jika dilihat dari fisik asli HOS Tjokroaminoto yang bermata bulat seakan-akan keluar, berhidung mancung dan beralis melengkung kebawah, bukan keatas seperti pak Raden-nya si Unyil. Namun memang dari segi umur, Sudjiwo Tedjo sudah mulai uzur untuk memerankan tuan Tjokro muda.

1429378288283872985

Sudjiwo Tejo & Maia Ahmad (suber foto: twitter @sudjiwotejo)

Jadi, hal-hal kecil tersebut menjadi tidak berarti karena memang secara kualitas, film ini layak dijadikan tontonan keluarga yang mendidik.

Sedangkan pertanyaan lain dari istriku perihal keterkaitan sejarah dengan hilangnya sosok KH Samanhudi, mentor asli HOS Tjokroaminoto dalam film tersebut, yang memang kuat keterikatan antara sejarah “Sarekat Islam” dengan “Sarekat Dagang Islam” tentu ada alasan lain yang membuat tokoh ini tidak muncul.

Kemungkinan pertama, sejarah “Sarekat Dagang Islam” (SDI) akan bertabrakan dengan misi film ini yang ingin mempersatukan kaum pribumi dengan etnis Tionghoa, dimana jika akan memunculkan sosok KH Samanhudi dengan SDI nya—tentu temanya bisa berubah menjadi perseturuan pedagang pribumi dan Tionghoa.

Ya, yang dalam catatan sejarah, dimata SDI – pedagang Tionghoa terlalu banyak diberikan fasilitas dan status tinggi yang berbeda oleh pemerintah kolonial Belanda sedangkan kaum pribumi tidak sehingga menyebabkan KH Samanhudi menginisiasi lahirnya Serekat Dagang Islam ini.

Kemungkinan kedua, secara ploting dan tema cerita, kisah HOS Tjokroaminoto memang unik. Keunikan ini tentu perihal ketiga muridnya yaitu: Kusno (Soekarno), Muso dan Kartosuwiryo.

Dimana dalam catatan sejarah bangsa Indonesia kemudian—ketiga muridnya ini sempat berseberangan keras dalam bidang politik. Saat Soekarno menjadi presiden, Muso akhirnya meninggal dalam pemberontakan PKI di Madiun sedangkan Kartosuwiryo, meninggal dihukum mati di pulau Ubi, Kepulauan Seribu tahun 1962 karena membawa cita-cita membangun NII (Negara Islam Indonesia).

Dan tentu saja, kisah tiga murid tuan Tjokro ini sangat berpotensi menjadi film lanjutan berikutnya yang menurut saya, akan sangat menarik untuk dinanti.

===

Penulis,

@HazmiSRONDOL

Previous Post

Beginilah Cara & Jadwal Pak Harto Tanda-tangan

Next Post

Komisi 8 DPR-RI Berhasil Turunkan Ongkos Haji US$ 502 Tahun 2015

Next Post

Komisi 8 DPR-RI Berhasil Turunkan Ongkos Haji US$ 502 Tahun 2015

Dibalik Layar Perjuangan Komisi VII - DPR RI Menurunkan Ongkos Haji 2015

Kutukan Anggota Dewan Kepada "Pemain" Ongkos Haji

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

22 Januari 2019

Hadits Rasulullah & Hubungan Sejarah Merah Putih di Nusantara

25 Desember 2017

Ebook Gratis: KEMBALIKAN INDONESIA! – Prabowo Subianto (2004)

25 Desember 2017

Menguak Misteri Meriam Cetbang dan Metalurgi Keris Majapahit

25 Desember 2017

Klik’nClean Mendobrak Bisnis Cleaning Service Online di Indonesia

25 Desember 2017

Selingkuh, antara Libido atau Cinta

25 Desember 2017

Kisah Celurit “Bulu Ayam” Gerindra

25 Desember 2017
Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

14 Januari 2018

Apakah Toyota New Avanza Dibuat untuk Keluarga dan Veloz untuk Kencan dengan SPG-nya?

51

Ketika Kisah Indosat Membuatku Malu Bertemu Prabowo

38

Ebook Gratis: KEMBALIKAN INDONESIA! – Prabowo Subianto (2004)

34

Hadits Rasulullah & Hubungan Sejarah Merah Putih di Nusantara

19

Akar Bahar, Bukti Nuklir Sudah Dipakai Orang Indonesia, Jauh SebelumIran dan Israel

12

Baliho Iphone 6 di KM 0 Jakarta, Sebuah “Jawaban” Kreatif dari Apple Inc

11

Mengenal Suku Kubu di Pedalaman Jambi

11

Advan Intel Vandroid X7, Dari Semarang untuk Kebanggaan Indonesia

10
RUU Cipta Karya – Omnibus Law , Free Download

RUU Cipta Karya – Omnibus Law , Free Download

8 Oktober 2020
Fristi, Kenapa Air Susu Kau Balas Air Tuba

Fristi, Kenapa Air Susu Kau Balas Air Tuba

21 Februari 2020
Doa Sakti Pemulung untuk Memanggil Anak

Doa Sakti Pemulung untuk Memanggil Anak

10 Desember 2019
(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

(Free Download) Buku PARADOKS INDONESIA versi PDF, Pandangan Strategis Prabowo Subianto.

22 Januari 2019
Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

Tak Sanggup Biayai Diri Sendiri, La Nyalla Malah Fitnah Prabowo dan Kader Gerindra

14 Januari 2018
IBUK, JANGAN RIBA & PERBANYAK SEDEKAH!

IBUK, JANGAN RIBA & PERBANYAK SEDEKAH!

8 Januari 2018
Bahaya Pemimpin dengan Standar Sandal Jepit

Bahaya Pemimpin dengan Standar Sandal Jepit

27 Desember 2017

Blogger Reporter dan Gogobli.com Gelar Pelatihan “Dubbing & Voice Over” bersama Kak Agus Nurhasan

25 Desember 2017
SRONDOL.COM

© 2020 SRONDOL ROSID

Navigasi

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

Ikuti

No Result
View All Result
  • Acara
  • Jurnal
    • Historia
    • Politik
    • Peristiwa
  • Jalan-jalan
  • Kuliner
  • Olahraga
  • Review
  • Vlog

© 2020 SRONDOL ROSID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In