Beberapa saat ketika keyword “sandal jepit” dimunculkan oleh tim buzzer dan brandingnya, mendadak saya khawatir dengan kode dan makna tersembunyi dari konten-konten yang mereka buat ini.
Saya teringat betul dengan atasan saya saat masih awal-awal berkerja di Jakarta. Saya dan kawan-kawan yang menjadi anak buahnya tampak begitu ndeso dan dekil. Berbanding terbalik dengan bapak yang penampilannya sharp dengan gaya gentlemen style.
Saya sempat malu. Tapi tidak jadi. Soalnya kulihat pak bos lebih malu lagi dengan anak buahnya. Hahaha. Alhasil, anak buahnya digrooming.
Beliau langsung membuat pengadaan tool dan perlengkapan kerja. Tentu dengan mengikuti standar beliau yang tinggi. Dari sepatu, baju safari buat meeting dengan pemda, tas, pisau leatherman hingga obeng dan lain-lainpun tidak ada yang murahan. Mihil-mihil semua.
Bahkan ketika menyebut “training”, gak ada cerita beliau kirimnya ke Bandung atau Jakarta. Overseas, bro. Luar negeri. Kalau dalam negeri sih beliau pasti beri kode sebutan: pelatihan.
Hahaha. Tentu senang dong kita.
Bahkan saya pernah minta mobil operasional lapangan. Waktu itu lihat iklan asuransi Gard*Oto. Ada mobil pick up yang double kabin. Izusu Elf kalau gak salah modelnya.
Namun ketika disetujui, babeh bilang “Mobilmu sudah ada di basemen. Coba cek. Bener gak speknya?”
Saya pun berlari. Tidak sabar untuk melihat kendaraan lapangan buat tim lapangan saya. Ketika saya sampai, saya melotot. Kaget. Seketikanya balik ke ruangan bos untuk menghadap dan lapor, saya jawab “Betul, pak. Mobilnya sesuai kebutuhan kami. Terima kasih”. Di dalam ruangan beliau saya jaim. Namun ketika keluar langsung bersorak girang. Gile, bro. Minta ELP dapetnya FORD RANGER.
Padahal saat itu, sepertinya hanya kami yang memakai mobil model beginian di jalanan Jakarta. Lazimnya kan di area pertambangan. Serasa cowboy deh di tengah rimba ibukota.
Soal dari mana dananya, saya tidak pernah bertanya. Kan memang yang pegang nomer MTA (mata anggaran) babeh dan sekretarisnya.
Nah, cara cara beliau memikirkan dan menfasilitasi anak buah benar-benar menjadi patron yang saya ikuti. Kalau memang untuk kerja, apa sih yang enggak?
Boleh dibilang, di masa kepemimpinan beliau, kemampuan dan prestasi anak buahnya pada titik tertinggi bahkan disegani baik antar divisi atau perusahaan dan instansi di luar.
Nah, hal inilah yang membuat saya khawatir dengan pemimpin yang pamer dengan sandal jepitnya. Standarnya rendahan. Atasannya saja begitu, bagaimana anak buahnya? Pasti diminta lebih rendah lagi dong?
Kamu mau pilih pemimpin gaya begitu? Gua mah ogah. Maunya Prabowo saja. Biar rakyatnya naik standar kelayakannya. Soal dari mana duitnya?
Urusan Presiden Prabowo itu mah….
Oleh: Hazmi Srondol
keren tulisannya
terima kasih…. juooz
ijin share ya gan
silahkan bang…
keren banget artikelnya bang
terimakasih sangat membantu min
dari mana dananyaa, ah sudahlahhh hhaa